Banjir seolah menjadi momok bagi warga ibukota Jakarta dan daerah
sekitarnya seperti Bekasi, Depok dan Tangerang. Berpuluh-puluh tahun
bahkan ratusan tahun tak kunjung usai diselesaikan. Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah daerah DKI seperti tak berdaya. Berkali-kali
berganti-ganti Kepala Daerah namun tetap saja persoalan banjir seakan
tidak menemui titik terang.
Warga pun hanya bisa pasrah, disaat banjir menerjang tak ada pilihan lain kecuali mengungsi ke tempat yang lebih aman dahulu, rumah-rumah pun banyak yang tenggelam, tak ketinggalan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Bisa jadi seusai banjir mereda bengkel penuh karena banyak kendaraan yang rusak dan mogok akibat masuknya air kedalam mesin.
Sebenarnya apa saja penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya? Berikut penjelasannya saya jabarkan dibawah ini:
1. Sistem Drainase yang buruk
Sistem drainase yang telah dibagun saat ini memang sangat minim, menurut pengakuan pihak terkait, sistem drainase yang ada hanya mampu mengalirkan 30% banjir yang ada. Berarti selebihnya 70% berada di permukaan dan menjadi banjir. Kalo kita tengok di luar negeri, Jepang sudah membuat gorong-gorong berukuran raksasa yang fungsinya mngalihkan air supaya tidak menggenang di permukaan tetapi masuk ke dalam tanah, sementara itu di Jakarta hanya membuat gorong-gorong berukuran 1m, jelas bukan tandingannya.
2. Alih Fungsi Lahan
Betonisasi terjadi dimana-mana, baik di hulu maupun di hilir. Di hulu
pemukiman berupa vila, resort, sampai hotel menjamur. Bogor, Bandung dan
daerah sekitarnya yang seharusnya menjadi daerah tangkapan dan resapan
air kini berubah manjadi daerah pemukiman yang padat. Semakin sedikit
daerah yang menjadi resapan air semakin banyak juga yang menjadi
limpasan dan masuk ke sungai. Debit sungai yang membludak jelas tidak
akan mampu ditampung dan akhirnya membuat banjir didaerah hilir yaitu
Jakarta dan sekitarnya.
Tapi bukan hanya banjir dari daerah hulu, tapi juga hujan di Jakarta sendiri sudah tidak bisa lagi ditampung akibat ketiadaannya daerah resapan air. Padahal seharusnya terdapat minimal 30% dari total wilayah Jakarta, namun baru yang terealisasikan hanya kurang dari 10%.
3. Curah Hujan Tinggi
Curah hujan yang tinggi dan durasi yang panjang juga menciptakan debit air yang besar. Dengan perubahan iklim yang mencolok dibeberapa dekade terakhir menciptakan curah hujan yang ekstrim yang belum pernah diprediksi sebelumnya sehingga drainase yang dirancang sebelumnya berdasarkan curah hujan yang tidak ekstrim tidak mampu menampung debit air ekstrim.
4. Penurunan Permukaan Tanah
Pengambilan air tanah secara massif luar biasa mengakibatkan terjadinya proses konsolidasi tanah terjadi lebih cepat. Turunnya tanah akibat dari fungsi air sebagai pengisi tanah telah hilang. Hasil dari penurunan tanah 5-10cm ini menimbulkan cekungan dan membuat permukaan air laut lebih tinggi daripada permukaan tanah. Sehingga air lebih mudah menggenang meskipun hujan yang terjadi tidak besar.
5. Sampah dan Sedimentasi di sungai
Bisa dilihat dari kebiasaan buruk warga Indonesia yaitu membuang sampah pada tempatnya, tapi tempatnya adalah Sungai, selokan, got, kali sampai tanah kosong. Dan apa yang terjadi bisa ditebak, memperparah drainase yang memang sudah buruk, sudah drainase nya tidak mampu menampung ditambah sampah yang menyumbat.
Ditambah dengan kenyataan tingginya angka sedimentasi membuat daya tampung sungai menurun drastis.
Kerugian akibat banjir sudah tidak lagi bisa lagi dikalkulasikan dengan uang, karena memang berdampak sangat besar dan sangat luas. Oleh karena itu permasalahan banjir bukan lah persoalan Pemerintah saja semata-mata, tetapi permasalahan kita semua, agar kita sama-sama berjuang menghadapi dan menanggulangi banjir.
”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum : 41)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Yang Anda Berikan !
Semoga Artikel Ini Bermanfaat U/ Anda ;)
Come Back ^_^