ROAD TO WEMBLEY 2013: Lima Tim Elit Eropa Yang Sukses Di Wembley
Semua mata kini tak sabar menatap Wembley, 25 Mei mendatang.
Delapan
tim peserta perempat-final Liga Champions sudah diketahui ketika
kepahlawanan Arsenal gagal menyingkirkan Bayern Munich dan Malaga
mengejutkan FC Porto, Rabu (13/3) malam. Nasib mereka di babak
selanjutnya akan ditentukan melalui undian yang digelar di markas UEFA,
Jumat esok. Perjalanan ke Wembley harus ditapaki selangkah demi
selangkah karena babak semi-final pun akan diundi setelah babak delapan
besar tuntas digelar.
Wembley, hingga saat ini, adalah
satu-satunya kepastian. Stadion keramat Inggris ini kembali mendapat
kehormatan menggelar laga puncak memperebutkan Si Kuping Lebar, julukan
trofi Liga Champions, setelah dua tahun silam Barcelona sukses
mengungguli Manchester United 3-1. Kehormatan didapat sebagai bagian
dari peringatan ulang tahun FA Inggris yang ke-150 tahun ini.
Final
tahun ini akan menjadi final Liga Champions ketujuh yang digelar di
Wembley sejak kejuaraan masih bernama Piala Champions. Dari enam
kesempatan yang sudah digelar, ada lima tim yang sukses memuncaki
podium. Siapa saja mereka?
Barcelona 3-1 Manchester United, 6 Juni 2011 |
|
|
Eric Abidal, yang baru saja menjalani operasi transplantasi, diberi
kehormatan mengangkat trofi di podium juara usai Barcelona mengalahkan
United. Gol Pedro Rodriguez yang terlepas tanpa kawalan di dalam kotak
penalti membuka keunggulan Barca, tetapi berhasil dibalas Wayne Rooney
tujuh menit berselang. United baru takluk di babak kedua melalui dua
tendangan dari depan kotak penalti, yaitu dari Lionel Messi dan David
Villa. Messi pun menyamai rekor Ruud van Nistelrooy dengan mengemas 12
gol dalam semusim. Laga ini sekaligus menjadi laga terakhir Edwin van
der Sar sebagai pesepakbola profesional. |
Barcelona 1-0 Sampdoria (et), 20 Mei 1992 |
|
|
Wembley juga menjadi tempat ketika Barcelona merebut Si Kuping Lebar
untuk kali pertama. Penantian mereka selama bertahun-tahun tuntas
ketika tendangan bebas Ronald Koeman saat perpanjangan waktu tak mampu
dibendung Gianluca Pagliuca. Pertandingan berjalan ketat karena
Sampdoria, yang diperkuat Roberto Mancini, Gianluca Vialli, dan Attilio
Lombardo, berhasil memberikan perlawanan ketat. Begitu gembiranya
melihat Koeman berhasil melesakkan gol penentu, pelatih Johan Cruyff
spontan meloncati papan iklan seakan ingin ikut merayakan bersama para
pemainnya. |
Liverpool 1-0 Club Brugge, 10 Mei 1978 |
|
|
Liverpool menjadi wakil Inggris pertama yang mampu mempertahankan
gelar juara Eropa ketika menumbangkan tim kejutan Club Brugge di laga
puncak di Wembley. Perlawanan alot tim Belgia itu diakhiri ketika Kenny
Dalglish menyelesaikan sodoran Graeme Souness dengan tendangan yang
mengecoh kiper Birger Jensen. Inilah puncak musim debut bagi Dalglish
yang didatangkan guna menggantikan Kevin Keegan. |
Ajax Amsterdam 2-0 Panathinaikos, 2 Juni 1971 |
|
|
Tak mau kalah dengan keberhasilan Feyenoord Rotterdam semusim
sebelumnya, Ajax Amsterdam merebut gelar Eropa pertama mereka di bawah
kepelatihan Rinus Michels dengan membekuk Panathinaikos, yang dilatih
Ferenc Puskas. Wembley menjadi saksi lahirnya permainan "total
football". Ajax mencetak gol cepat pada menit kelima melalui Dick van
Dijk, kemudian mengendalikan pertandingan sepenuhnya, hingga Arie Haan
memastikan kemenangan melalui gol tiga menit sebelum bubaran. |
Manchester United 4-1 Benfica (et), 29 Mei 1968 |
|
|
Wembley rupanya menjadi akhir dari perjalanan takdir United usai
tragedi Munich. Dipimpin manajer Matt Busby yang legendaris, tim yang
kehilangan delapan pemain akibat kecelakaan pesawat sepuluh tahun
sebelumnya itu menggilas Benfica melalui perpanjangan waktu. Gol Jaime
Graca membatalkan keunggulan United lewat Bobby Charlton, tetapi tak ada
ampun lagi di babak dua kali 15 menit. Hanya dalam rentang enam menit
United meledak. Tiga gol sekaligus diciptakan George Best, Brian Kidd,
dan kembali oleh Charlton. United pun menjadi tim Inggris pertama yang
mampu merajai Piala Champions. |
AC Milan 2-1 Benfica, 22 Mei 1963 |
|
|
Final pertama Wembley terjadi 50 tahun silam ketika AC Milan menjadi
wakil Italia pertama yang merajai Eropa sekaligus memupus ambisi
Benfica menjadi juara untuk kali ketiga secara beruntun. Eusebio membuat
Milan tertinggal ketika mencetak gol pada menit ke-18. Milan tak
menyerah dan mampu membalikkan kedudukan selepas jeda. Pahlawan Milan
adalah penyerang kelahiran Brasil, Jose Altafini, yang memborong dua gol
kemenangan ke gawang Costa Pereira. Selain sukses menjadi juara,
Altafini menjadi topskor turnamen dengan mencetak 14 gol. | | | | | |
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Yang Anda Berikan !
Semoga Artikel Ini Bermanfaat U/ Anda ;)
Come Back ^_^