Kumandang Takbir Sambut Pengakuan PBB atas Palestina

Pengakuan PBB atas Palestina – Persatuan Bangsa-Bangsa telah melakukan jajak pendapat untuk mengakui keberadaan Negara Palestina. Namun demikian, Palestina masih menghadapi pembatasan-pembatasan yang cukup besar. Rakyat Palestina tidak mengontrol batas-batas negara, wilayah udara atau pun perdagangan, masih adanya pemerintahan terpisah dan saling berseteru di Gaza dan Tepi Barat, selain itu Palestina tidak mempunyai pasukan militer dan kepolisian.

Pengakuan PBB atas Palestina

Dalam badan dukungan internasional luar biasa, lebih dari dua per tiga dari 193 negara menyetujui resolusi peningkatan status Palestina dari dari semula negara observer (pengamat) menjadi negara nonmember observer (pengamat bukan anggota) pada hari Kamis, 29 Nopember 2012 waktu Amerika. Dari hasil voting diperoleh 138 suara mendukung dengan 9 suara menolak, dan 41 suara lainnya abstain.

Hasil voting ini merupakan satu kemenangan setelah dalam beberapa dekade diperjuangkan dan selama itu pula terjadi peperangan. Hasil ini juga sekaligus menjadi kemarahan besar bagi Israel dan Amerika Serikat.

Hasil voting ini memberikan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan seluruh rakyat Palestina berupa pengakuan serta dukungan internasional yang sangat berarti untuk posisi-posisi penting seperti: pendirian negara Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerussalem timur, wilayah-wilayah yang ‘dicaplok’ Israel pada perang Timur Tengah di tahun 1967. Dengan cepat bendera Palestina terbentang di lantai Majelis Umum PBB, di belakang delegasi Palestina, setelah layar elektronik memampangkan hasil akhir voting.

Namun Pengakuan PBB atas Palestina ini belumlah menjadi kemerdekaan seutuhnya untuk rakyat Palestina. Kemerdekaan utuh masih tetap menjadi satu mimpi yang sulit untuk diraih hingga Palestina bernegosiasi untuk perjanjian damai dengan Israel. Israel sendiri mengingatkan bahwa hasil dari Majelis Umum ini hanya akan menunda solusi sebenarnya. Israel masih tetap mengontrol Tepi Barat, Yerussalem timur dan akses ke Jalur Gaza serta menyalahkan Palestina atas lolosnya negosiasi dengan kampanye untuk meningkatkan status Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa.